Penalaran
Penalaran adalah kegiatan berpikir.Kegiatan berpikir tidan mungkin
dapat berlangsung tanpa bahasa.jadi,penalaran senantiasa bersangkut paut dengan
bahasa dan pikiran.setiap orang yang menalar selalu menggunakan
bahasa,dari bahasa yang diucapkan dengan
mulut,perilaku,maupun tertulis.dengan
jelas bahasa itu adalah alat
berpikir.bahasa adalah alat penalar.
Jika diulas lebih luas ternyata bahasa itu adalah alat yang sangat
berguna untuk berpikir.apa bila kita berpikir tentang sesuatu dan hendak kita
ingin sampaikan kepada orang lain,maka seseorang tersebut memerlukan suatu
bahasa supaya bisa merasakan dan mengerti apa yang kita pikirkan.
Bahasa sebagai alat komunikasi,penalar dan tanda untuk
mengungkapkan isi pikiran memiliki keterbatasan.kesulitan itu sering kita alami
ketika sedang berpikir.Kita tidak dapat memecahkan persoalan yang sedang kita
pikirkan karena tidak dapat menemukan bahasa yang tepat untuk mengungkapkannya.Demikian
pula,ketika kita tidak dapat mengungkapkan dengan jelas dan tidak dapat dihami
orang lain,penyebanya ialah karena kita tidak menemukan bahasa yang tepat untuk
mengungkapkanya.oleh karena itu,bahasa bagi penalar harus tetap terbuka untuk
disempurnakan.
proposisi
Proposisi selalu berbentuk kalimat,kalimat yang dibuktikan
kebenaranya tanpa diragukan lagi,dan memberikan kesimpulan yang akurat sepagai
bukti bahwa kalimat tersebut benar – benar fakta terjadi, tetapi tidak semua
kalimat adalah proposisi. Hanya kalimat deklaratif yang dapat mengandung
proposisi, karena hanya kaliamat semacam itulah yang dapat dibuktikan atau
disangkal kebenarannya. Kalimat-kalimat tanya, perintah, harapan, dan keinginan
(desideratif) tidak pernah mengandung proposisi.
Proposisi
dapat dipandang dari 4 kriteria, yaitu berdasarkan :
1.Berdasarkan bentuk
proposisi dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
proposisi dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1.
Tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan
satu predikat atau hanya mengandung satu pernyataan.
Contoh :
• Semua mahasiswa harus berusaha keras.
• Setiap pemuda adalah calon pemimpin bangsa.
Contoh :
• Semua mahasiswa harus berusaha keras.
• Setiap pemuda adalah calon pemimpin bangsa.
2.
Majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari satu
subjek dan lebih dari satu predikat.
Contoh :
• Semua mahasiswa harus belajar dengan keras dan optimis.
• vian bernyanyi dan berjoget.
Contoh :
• Semua mahasiswa harus belajar dengan keras dan optimis.
• vian bernyanyi dan berjoget.
2.Berdasarkan sifat
proporsis dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
proporsis dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
1. Kategorial
adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak membutuhkan
/ memerlukan syarat apapun.
Contoh:
• Semua meja di ruangan ini pasti berwarna coklat.
• Semua daun pasti berwarna hijau.
Contoh:
• Semua meja di ruangan ini pasti berwarna coklat.
• Semua daun pasti berwarna hijau.
2. Kondisional
adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan subjek dan
predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: proposisi
kondisional hipotesis dan disjungtif.
Contoh proposisi kondisional:
• jika hari mendung maka akan turun hujan
Contoh proposisi kondisional hipotesis:
• Jika harga BBM turun maka rakyat akan bergembira.
Contoh proposisi kondisional disjungtif:
• rinaldi pemain sinetron atau bintang iklan.
Contoh proposisi kondisional:
• jika hari mendung maka akan turun hujan
Contoh proposisi kondisional hipotesis:
• Jika harga BBM turun maka rakyat akan bergembira.
Contoh proposisi kondisional disjungtif:
• rinaldi pemain sinetron atau bintang iklan.
3.Berdasarkan kualitas
proposisi juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
proposisi juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Positif(afirmatif)
adalah proposisi yang membenarkan adanya persesuaian hubungan antar subjek dan
predikat.
Contoh:
• Semua dokter adalah orang pintar.
• Sebagian manusia adalah bersifat sosial.
Contoh:
• Semua dokter adalah orang pintar.
• Sebagian manusia adalah bersifat sosial.
2. Negatif adalah proposisi yang menyatakan
bahawa antara subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan.
Contoh:
• Semua kelinci bukanlah hamster.
• Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan rok.
Contoh:
• Semua kelinci bukanlah hamster.
• Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan rok.
4.Berdasarkan kuantitas.
proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
1. Umum adalah
predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjek.
Contoh:
• Semua gajah bukanlah kera.
• Tidak seekor gajah pun adalah kera.
Contoh:
• Semua gajah bukanlah kera.
• Tidak seekor gajah pun adalah kera.
2. Khusus adalah
predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjeknya.
Contoh:
• Sebagian mahasiswa gemar bernyanyi.
• Tidak semua mahasiswa pandai menari.
Contoh:
• Sebagian mahasiswa gemar bernyanyi.
• Tidak semua mahasiswa pandai menari.
Inferensi
dan Implikasi
Inferensi berasal dari kata Latin (inferre yang berarti menarik
kesimpulan). Implikasi juga berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata (implicareyang
berarti melibat atau merangkum). Dalam logika, juga dalam bidang ilmiah lainnya,
inferensi adalah kesimpulan yang diturunkan dari apa yang ada atau dari
fakta-fakta yang ada untuk memberikan penjelasan yang lebih kuat untuk si
pendengar/pembaca. Sedangkan implikasi adalah rangkuman, yaitu sesuatu dianggap
ada karena sudah dirangkum dalam fakta atau evidensi itu sendiri.
Tiap proposisi dapat mencerminkan dua macam kemungkinan. Pertama,
ia merupakan ucapan-ucapan factual sebagai akibat dari pengalaman atau
pengetahuan seseorang mengenai sesuatu hal seperti : sejarah,pengalaman sendiri
dan lain lain. Kedua, proposisi dapat juga merupakan pendapat, atau kesimpulan
seseorang mengenai sesuatu hal seperti berita dari Koran dan majalah.
Untuk membuktikan kebenaran yang terkandung dalam sebuah
kesimpulan, harus dicari dan diuji fakta-fakta
yang dijadikan landasan untuk menyusun kesimpulan itu. Fakta adalah apa saja
yang ada, baik perbuatan yang dilakukan maupun peristiwa-peristiwa yang terjadi
atau sesuatu yang ada di alam ini. Fakta adalah hal yang ada tanpa
memperhatikan atau mempersoalkan bagaimana pendapat orang-orang tentangnya.
Sebaliknya pendapat merupakan kesimpulan (inferensi), penilaian, pertimbangan,
dan keyakinan seseorang tentang fakta atau fakta-fakta itu. Sebab itu setiap
ucapan yang bersifat factual, atau suatu pernyataan yang didasarkan atas fakta,
harus selalu dapat dibuktikan sebagai sesuatu yang benar atau yang mustahil.
Sebaliknya pendapat atau kesimpulan hanya dapat diterima atau ditolak karena
kebenaran atau kemustahilan faktanya dan cara menghubung-hubungkan fakta itu
secara absah.
Evidensi
Pada hakikatnya evidensi adalah semua yang ada semua kesaksian,semua informasi,atau autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran, fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur adukan dengan apa yang di kenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujud yang paling rendah. Evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang di maksud dengan data atau informasi adlah bahan keterangan yang di peroleh dari suatu sumber tertentu.
Cara mrnguji data :
Data dan informasi yang di gunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi. Di bawah ini beberapa cara yang dapat di gunakan untuk pengujian tersebut.
1.Observasi
2.Kesaksian
3.Autoritas
Cara menguji fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta,maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilitian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1.Konsistensi
2.Koherensi
Pada hakikatnya evidensi adalah semua yang ada semua kesaksian,semua informasi,atau autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran, fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur adukan dengan apa yang di kenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujud yang paling rendah. Evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang di maksud dengan data atau informasi adlah bahan keterangan yang di peroleh dari suatu sumber tertentu.
Cara mrnguji data :
Data dan informasi yang di gunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi. Di bawah ini beberapa cara yang dapat di gunakan untuk pengujian tersebut.
1.Observasi
2.Kesaksian
3.Autoritas
Cara menguji fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta,maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilitian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1.Konsistensi
2.Koherensi
Cara menguji data:
1. Landasan teori
Terkadang landasan teori yang
digunakan telah kadaluarsa,kurang valid,atau kurang tepat.Hal yang demikian kadan
penalaran yang dilakukan berbeda dan kurang dalam kebenaranya,dan kurangnya
dalam membaca sehingga penalaranya bisa disangkal,bahkan dianggap hanya
imajinasi.
2. Sampel
Tidak
terbuktinya penalaran itu mungkin
terjadi karena sampel yang digunakan tidak
representative,baik karena sampel itu terlau kecil ataupun sampel itu
terlalu terbelit – belit bahkan tidak jelas.jadi kita harus memberikan sampel yang
jelas,padat,dan keakuratan sampel tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar