Penelitian merupakan
salah satu tahap metode ilmiah yang menggunakan langkah-langkah yang sistematis
dan teratur serta berpikir logis. Setiap orang yang melakukan penelitian hendaknya
didasarkan pada langkah-langkah yang sistematis. Langkah-langkah sistematis itu
standar dan baku. Tahap pertama penelitian biasanya diawali dengan merencanakan
penelitian yang terdiri dari pekerjaan-pekerjaan sebagai
berikut.
1.
Menetapkan Bentuk Penelitian
Secara
garis besar, penelitian dapat dibedakan dari beberapa aspek bagaimana suatu
bentuk penelitian dilihat dan dibedakan. Beberapa aspek tinjauan tersebut, antara
lain, aspek tujuan dan aspek metode.
a . Aspek Tujuan
Jika
mengarah pada perluasan ilmu, disebut penelitian dasar. Jika mengarah pada
pemecahan masalah dan untuk mendapatkan manfaat bagi masyarakat, disebut
penelitian terapan.
b . Aspek Metode
Berdasarkan
aspek metode, bentuk penelitian dibedakan menjadi sebagai berikut.
·
Penelitian
Deskriptif (Penelitian Praeksperimen)
Dalam penelitian ini, dilakukan eksplorasi untuk menggambarkan suatu objek
tertentu secara jelas dan sistematis yang bertujuan untuk memprediksi gejala
yang berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan.
·
Penelitian
Sejarah. Penelitian sejarah hampir
mirip dengan penelitian deskriptif. Hal yang membedakan adalah penelitian
sejarah memfokuskan pencarian data dengan metode wawancara pada pelaku sejarah,
misalnya, para pemimpin yang terlibat dan tokoh-tokoh masyarakat yang berhubungan
dengan suatu peninggalan sejarah.
·
Penelitian
Survei atau Penelitian Normatif atau
Penelitian Status Dalam penelitian survei, para peneliti menggunakan variabel
dan populasi yang luas dengan tujuan sebagai bentuk awal penelitian,
mengembangkan eksplorasi objek, dan melakukan klasifikasi terhadap masalah yang
akan dipecahkan.
·
Penelitian
Eksperimen.Penelitian ini merupakan metode
inti dari model penelitian yang ada. Para peneliti eksperimen melakukan tiga
persyaratan penelitian, yaitu mengontrol, memanipulasi, dan observasi. Dalam
penelitian ini, peneliti juga harus membagi objek yang diteliti menjadi dua
grup, yaitu grup perlakuan atau yang memperoleh perlakuan dan grup kontrol yang
tidak memperoleh perlakuan. Penelitian ini sering digunakan di bidang IPA,
termasuk biologi.
2.
Merumuskan Tujuan Penelitian
Setiap
melakukan penelitian pasti ada tujuan yang hendak dicapai. Beberapa tujuan
penelitian, antara lain, sebagai berikut.
a . Memperoleh Informasi Baru
Jika
fakta atau teori tersebut baru diungkap dan disusun secara sistematis oleh
seorang peneliti, dapat dikatakan bahwa data tersebut baru, contohnya, teori
relativitas Einstein, teori geosentris, dan teoriteori yang ditemukan peneliti
untuk pertama kalinya.
b . Mengembangkan dan Menjelaskan Teori yang Sudah
Ada
Ketika
para peneliti berusaha memecahkan masalah, perlu dipertimbangkan agar tidak
terjadi pengulangan kerja atau penggunaan tenaga yang sia-sia. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara mencari faktafakta penunjang yang dapat digali dari
sumber-sumber hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti
terdahulu, dihubungkan dengan kegiatan penelitian saat ini, kemudian dilakukan
pendalaman terhadap permasalahan yang hendak dipecahkan sehingga akan diperoleh
perkembangan wawasan pengetahuan.
3.
Mengidentifikasi dan Merumuskan Masalah
Pertimbangan
untuk memilih atau menentukan apakah suatu masalah layak dan sesuai untuk
diteliti pada dasarnya dilakukan dari dua arah.
a . Pertimbangan dari Arah Masalahnya
Dalam
hal ini, pertimbangan dibuat atas dasar sejauh mana penelitian mengenai masalah
tersebut akan memberi sumbangan kepada dua hal berikut ini:
·
pengembangan teori dalam bidang yang
berhubungan dengan dasar teoritis penelitian;
·
pemecahan masalah praktis. Ini
berarti bahwa kelayakan suatu masalah untuk diteliti sifatnya relatif, tidak
ada kriteria, dan keputusan tergantung kepada ketajaman calon peneliti untuk
melakukan evaluasi secara kritis, menyeluruh, dan menjangkau ke depan.
b . Pertimbangan dari Arah Calon Peneliti
Pertimbangan
kelayakan sebuah masalah dalam penelitian yang didasarkan pada arah calon
peneliti dibuat atas dasar empat hal, yaitu sebagai berikut.
·
Biaya yang cukup untuk melakukan
penelitian.
·
Waktu yang dapat digunakan. Seorang
siswa yang waktunya terbatas sebaiknya tidak melakukan penelitian yang
memerlukan waktu bertahun-tahun.
·
Bekal kemampuan teoritis. Mampukah
peneliti melakukan penelitian tersebut? Misalnya, penelitian tentang makhluk
hidup yang diberi perlakuan radioaktif. Jika peneliti belum pernah belajar
radioaktif, tentu akan sulit mengerjakan penelitian tersebut.
·
Alat-alat dan perlengkapan yang
tersedia. Seorang siswa yang tidak memiliki peralatan laboratorium yang memadai
sebaiknya tidak melakukan penelitian yang memerlukan alat dan perlengkapan yang
rumit dan tidak terjangkau. Jadi, setiap calon peneliti perlu menanyakan kepada
diri sendiri, ”Apakah masalah yang hendak diteliti sesuai baginya?” Jika tidak,
sebaiknya dipilih masalah lain atau masalah itu dimodifikasi sehingga menjadi
sesuai baginya.
4.
Studi Kepustakaan
Studi
kepustakaan dapat berbentuk kajian teoritis yang pembahasannya difokuskan pada
informasi sekitar permasalahan penelitian yang hendak dipecahkan. Ada beberapa
macam sumber informasi yang dapat digunakan peneliti sebagai bahan studi
kepustakaan, di antaranya, sebagai berikut.
a . Jurnal Penelitian
Dalam
jurnal ini, beberapa hasil penelitian terpilih diterbitkan sehingga dapat
digunakan sebagai acuan bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang baru.
b . Buku
Buku
merupakan sumber informasi yang sangat penting karena sebagian bidang ilmu yang
erat kaitannya dengan penelitian diwujudkan dalam bentuk buku yang ditulis oleh
seorang penulis yang berkompeten di bidang ilmunya.
c . Surat Kabar dan Majalah
Media
cetak ini merupakan sumber pustaka yang cukup baik dan mudah diperoleh di
mana-mana.
d . Internet
Kemajuan
teknologi membawa dampak yang sangat signifikan di bidang informasi. Para
peneliti dapat langsung mengakses internet dan mendapatkan informasi yang
diinginkan dari berbagai negara dengan sangat cepat.
5.
Menyusun Hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara yang masih bersifat teoritis dan masih perlu diuji
kebenarannya secara empiris melalui data yang diperoleh di lapangan. Hipotesis
merupakan rangkuman dari kesimpulankesimpulan teoritis yang diperoleh dari
penelaahan kepustakaan dan dianggap sebagai jawaban yang paling mungkin dan
paling tinggi kebenarannya. Ada dua macam hipotesis, yaitu sebagai berikut.
·
Hipotesis
alternatif, yaitu dugaan yang menyatakan ada
pengaruh, ada hubungan, atau ada perbedaan antara variabel yang diteliti.
·
Hipotesis
nol, yaitu dugaan yang menyatakan tidak
ada pengaruh, tidak ada hubungan, atau tidak ada perbedaan antara variabel yang
diteliti. Sering kali timbul pertanyaan, ”Manakah di antara kedua hipotesis itu
yang harus dirumuskan sebagai hipotesis penelitian?” Jawabannya tergantung pada
landasan teoritis yang digunakan dalam studi kepustakaan. Jika landasan teori
mengarahkan penyimpulan ke tidak ada pengaruh atau tidak ada hubungan atau
tidak ada perbedaan, hipotesis penelitian yang dirumuskan adalah hipotesis nol.
Sebaliknya, jika tinjauan teoritis mengarahkan penyimpulan ke ada pengaruh, ada
hubungan, atau ada perbedaan, hipotesis penelitian yang dirumuskan adalah
hipotesis alternatif.
6.
Menetapkan Variabel
Dalam
persiapan metodologis untuk menguji hipotesis penelitian, seorang peneliti
harus mengidentifikasi variabel-variabel apa saja yang akan dilibatkan dalam
penelitiannya. Semakin sederhana suatu rancangan penelitian, semakin sedikit
variabel-variabel yang terlibat di dalamnya, begitu juga sebaliknya. Secara
garis besar, variabel terbagi menjadi variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas ialah variabel yang memengaruhi variabel yang lain, sedangkan
variabel terikat ialah variabel yang dipengaruhi oleh variable bebas.
Tabel.
Hubungan antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat
Pertanyaan
|
Variabel
Bebas
|
Kata
Penghubung
|
Variabel
Terikat
|
Objek
|
Adakah
pengaruh
|
Sinar
ultraviolet
|
terhadap
|
Morfologi
tanaman
|
Kacang
polong
|
7.
Pemilihan Instrumen (Alat) untuk Memperoleh Data
Keputusan
mengenai alat pengambil data yang akan digunakan terutama ditentukan oleh
variabel yang akan diamati atau diambil datanya. Dengan kata lain, alat yang
digunakan harus disesuaikan dengan variabelnya. Pertimbangan selanjutnya adalah
pertimbangan dari segi kualitas alat, yaitu taraf reliabilitas dan validitas.
Pertimbangan lainnya dilihat dari sudut praktis, misalnya, besar kecilnya biaya
dan mudah sukarnya mengoperasikan alat tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar